Senin, 29 Juli 2013

Apollo 11 dan Pendaratan di Bulan


Apollo 11 dan pendaratan di bulan. Banyak yg meragukan pendaratan ini karena berbagai hal. Disini saya akan menjelaskan pendaratan itu sendiri secara ilmiah sebagai mahasiswa Geografi mencari jawaban ilmiah dari suatu fenomena alam dan sosial memang itulah tugas kami, jika memang anda mempunyai pandangan sendiri silahkan karena saya menjelaskan secara ilmu pengetahuan bukan dari pandangan politik atau lainnya.

Pada 20 Juli 1969, pesawat Apollo 11 berhasil membawa dan menjejakkan manusia untuk pertama kalinya di Bulan. Tentu kita semua ingat siapa itu Neil Amstrong, manusia pertama yang menjejakkan kaki di Bulan.

Skeptisme muncul karena ada anggapan NASA saat itu belum memiliki teknologi yang memungkinkan pendaratan di Bulan. Era tahun 1969 merupakan masa di mana perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika belum berakhir.

Tekanan “Perang Dingin” dengan Soviet membuat Amerika harus melakukan sesuatu untuk memenangkan perang tersebut. Terlebih lagi setelah Soviet berhasil mengorbitkan Yuri Gagarin. Karena itu bisa saja pendaratan Apolo 11 di Bulan hanya sebuah skenario politik untuk memenangkan perang dingin.

Tapi kalau pendaratan itu palsu, harusnya Uni Soviet sudah menjadikan ini sebagai sebuah serangan balik bagi Amerika. Tapi sampai saat ini, bahkan saat histeria pendaratan itu terjadi, pihak Soviet tidak memberikan reaksi menyerang.

Jika dilihat dari foto yang dipublikasikan memang ada beberapa hal yang aneh. Di antaranya foto yang memperlihatkan bendera tampak berkibar padahal di Bulan tidak ada atmosfer dan angin. Selain itu ada juga foto yang tidak memperlihatkan adanya satu bintangpun pada langit latar belakang Bulan yang gelap.

Setelah melihat foto-foto tersebut, hampir semua orang (khususnya orang Indonesia) tidak mau mencari fakta dan penjelasan sebenarnya dari foto yang ia lihat.


Bendera berkibar di Bulan padahal tidak ada angin, mengapa bisa? 

Pertanyaan ini sering muncul jika melihat foto pendaratan Apollo. Di bulan kan tidak ada angin. Tapi memang untuk bisa berkibar, bendera tidak selalu membutuhkan angin. Setidaknya di luar angkasa hal inilah yang terjadi.

Pada kondisi di Bulan, bendera dipancangkan bukan hanya pada tiang vertikal, tapi terdapat juga tiang horizontal yang ditambahkan di bagian atas bendera, sehingga bendera tersebut tampak tergantung dan merentang.

Selain itu permukaan Bulan yang keras mempersulit pemancangan tiang bendera, sehingga para astronot harus memutar tiang tersebut maju mundur agar bisa ditanamkan di tanah bulan. Akibat gerakan ini, bendera tersebut berkibar, atau yang sebenarnya lebih tepat jika disebut bergetar.

Di Bumi kibaran bendera terjadi beberapa detik dan diperlambat oleh udara, tapi kondisi vakum (tanpa udara) di Bulan menyebabkan gerakan bendera tersebut tidak akan berhenti karena tidak ada gaya dari luar yang menghentikannya.

Tidak ada bintang di langit, padahal kan di luar angkasa dan tidak ada atmosfer 

Pertanyaan lain yang muncul saat melihat foto-foto yang dipublikasikan, mengapa tidak ada bintang pada gambar yang diambil para astronot dari permukaan Bulan. Logikanya tanpa atmosfer otomatis langit Bulan menjadi gelap. Jika demikian tentunya pengamat bisa melihat objek-objek terang seperti bintang.

Pada langit Bumi, partikel-partikel atmosfer Bumi akan menghamburkan cahaya matahari pada panjang gelombang biru, sehingga langit siang hari pun tampak biru. Berbeda dengan Bulan, yang hampir dapat dikatakan tidak memiliki atmosfer sehingga langit senantiasaÊ gelap, baik siang maupun malam.

Jadi, jika kita berada di Bulan, tentunya bintang akan selalu terlihat. Tetapi kenapa tidak terekam dalam gambar yang diambil Apollo?

Dalam foto itu, sebenarnya bintang tersebut ada, namun terlalu redup untuk ditangkap kamera. Kamera dan film yang digunakan oleh para astronot disetel untuk mengambil gambar-gambar kegiatan di Bulan.

Exposure timenya diatur sedemikian rupa agar dapat merekam kondisi permukaan Bulan yang terang, bukan untuk mengambil gambar objek-objek lemah pada langit latar belakang. Fotografer amatir ataupun profesional pasti mengerti.

Bayangan objek yang ada di sana-sini 

Pada beberapa foto, seperti seorang astronot yang turun dari Lunar Lander, harusnya astronot itu tidak terlihat sama sekali karena tertutup oleh Lunar Lander, namun foto tesebut malah menunjukkan detail yang luar biasa jelas. Kenapa bisa?

Jawabannya sederhana. Karena permukaan Bulan memantulkan cahaya dan cahaya ini memberikan penerangan tambahan terhadap objek. Diperkirakan permukaan Bulan merefleksi cahaya sebesar 340 lumens per kaki persegi. Ini ekivalen dengan lampu pijar seterang 35 watt. Cahaya ini akan merefleksi kepada hasil pemotretan.

Jadi, jangan cepat menilai seseuatu sebelum mengetahui informasinya. Bukankah beragumen dengan ilmu lebih baik daripada hanya berkata "katanya sih begitu"?


Batu Bulan 

Selain itu, para astronot membawa sampel batu bulan seberat 382 kilogram dengan lebih dari 2.000 sampel yang terpisah. Sampel-sampel itu saat ini diteliti oleh para ilmuwan diseluruh dunia. Adalah mustahil NASA mampu membuat batu bulan tiruan mengingat batu bulan memiliki karakteristik unik dimana ia terbentuk di lingkungan tanpa oksigen. Hingga saat ini, hanya ada 25 sampel meteorit bulan yang dimiliki (diluar 382 kg sampel yang dibawa pulang astronot). Dan batu tersebut telah dibandingkan dan ternyata memiliki karakteristik yang sama.



Kenapa tidak ada misi ke Bulan lagi?

Siapa bilang? Misi Neil Armstrong bernama Apollo 11. Setelah Apollo 11 masih ada program-program Apollo lainnya yang juga mendarat di Bulan.

Setidaknya dari tahun 1967 hingga 1972 sudah ada 12 misi ke Bulan. Apollo 1, Apollo 7, Apollo 8, Apollo 9, dan Apollo 10 gagal mendarat di Bulan.

Dan misi Apollo 11 lah yang pertama berhasil mendarat di Bulan. Dilanjutkan dengan Apollo 12, Apollo 13, Apollo 14, Apollo 15, Apollo 16, dan Apollo 17. Kenapa tidak ada lagi setelah Apollo 17?

Begini saja, daripada mengklaim jika Amerika berbohong tentang pendaratannya ke Bulan, Pada saat peluncuran misi Apollo 11, ada sekitar 3.500 wartawan dari seluruh dunia di Kennedy Space Center yang mengikuti proses peluncuran hingga pendaratan di bulan hingga kembali ke bumi. Selain itu, lebih dari 400.000 karyawan bekerja pada proyek Apollo 11 hampir 10 tahun dan untuk apa ada 12 misi ke Bulan? Bagaimana jika Anda saja yang meneruskan misi ke Bulan daripada menunggu Amerika ke Bulan (lagi). Sanggup?

Jadi, kesimpulannya secara ilmah saya percaya bahwa Apollo 11 dan pendaratannya itu memang benar terjadi. Walaupun Amerika itu sendiri penuh dengan intrik konspirasi tapi untuk pendaratan ke bulan saya yakin Amerika tidak akan main-main tidak hanya sebagai ajang eksistensinya pada perang dingin dengan Uni Soviet tetapi untuk kemajuan ilmu pengetahuan pula. Terima Kasih.

Follow: @leowsn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar